Entah mengapa jiwaku belakangan ini sering resah padahal segala persiapan telah berjalan dengan lancar, Lamaran dan Tunangan sudah, pendekatan keluarga sudah, dalam benakku apa sebenarnya yang perlu dipersiapkan untuk menjelang pernikahan nanti? hatiku mulai bertanya dan cemas karena kwatir nantinya akan gagal dalam perjalanan atau acara berantakan. Kucoba merangkai kalimat dan kutuliskan dengan perasaan tentang kecemasanku yaitu Persiapan Pernikahan.
Persiapan Pernikahan :
Matangkan fikiran dan mental sebelum menikah: Seharusnya aku menikah dengan orang yang benar benar aku sayang, bukan karena paksaan atau kehendak siapa pun. Seharusnya aku menikahi dia yang bisa jadi tumpuan dalam keluargaku kelak, Seorang yang takut akan dengan Tuhan dan mempersiapkan hidup ini untuk kematian, Seseorang yang memikirkan masa depan dengan jiwa optimis, Pekerja keras dan jujur.
Seharusnya aku tidak menikahi orang yang keras kepala dan bertindak semaunya sendiri, Seharusnya aku meninggalkan saja dia sebelum pernikahan terjadi karena dia tak pernah peduli dengan ibadah. Seharusnya aku tidak memilihnya karena dia tidak peduli dengan keluarga apalagi memikirkan masa depan, Untuk dirinya sendiri saja tidak sayang bagaimana bisa dia akan sayang aku dan anak anakku kelak?
Persiapan Pernikahan :
Usiaku telah beranjak dewasa dan telah melampaui masa remaja, sesuai sunah Rasul bagi laki laki sebaiknya menikah di usia minimal 25 tahun. hal ini bukan apa apa ? dengan tujuan agar pemikiran seorang pemimpin rumah tangga itu harus benar benar matang dan dewasa. Sudah tau mana yang benar dan mana yang salah.
Wanita pilihan adalah wanita yang tahu malu, yakni yang bisa menjaga auratnya? Takut pada Allah Azza Wazala.... menjalankan Syariat agama dan menghormati orang tua dan sayang anak anak.
Laki laki pilihan adalah Dia yang berhati mulya, mengerjakan syariat agama, pemimpin yang bijaksana, jujur, bertanggung jawab, pekerja keras, sayang keluarga.
Adakah aku seperti ini....?
Sebaik baik pernikahan adalah bila dilandasi dengan tujuan ibadah, bukan sekedar menghalalkan b'rahi, bukan pula ingin menguasai harta.
Pernikahan juga punya artian menyatukan dua keluarga, sehingga restu orang adalah diatas segalanya, karena pernikahan tanpa restu orang tua tidak akan membawa berkah.
Seharusnya aku tidak melampaui batas dalam bergaul - Sehingga aku bisa menghindarkan diri dari MBA - married by accident. Karena kini aku sadar, dosa ini akan berlanjut efeknya...
Hubungan diluar nikah hanya akan menjadi beban mental hingga ajal menjemput, seandainya kita bijak maka tidak akan melakukan ini semua. karena penyesalan akan datang dikemudian hari.
--------------------------------------------------------------------------------
Sebuah catatan - tulisan tanpa bingkai... mengalir tak berarah - dikala jiwa penuh amarah dan gundah....
Kini pernikahanku telah diambang pintu : Segala persiapan telah ready, aku telah memilih pasanganku yang benar benar pas, sesuai keinginan dan juga memiliki hati yang mulya, Keluarga telah sama sama setuju dan tak ada lagi masalah, Persiapan pernikahan telah 90 persen, semoga saja akan terus semakin sempurna dan Allah berkahi atas apa yang kurencanakan. Sebuah pernikahan yang bertujuan ibadah...
Sehingga semua berjalan lancar...
Kelak diberkahi harta kami
dan anak kami menjadi anak yang soleh dan sholehah...
karena anak anak yang baik, patuh pada orang tua, takut pada Tuhan adalah harta yang sangat berharga
Lebih berharga dari intan dan permata
Karena sesungguhnya merekalah Permata hati yang sebenarnya...
Semoga ini bisa menjadi bacaan dan catatan kecil bagi yang ingin menikah...
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan Berkomentar, Terkait Artikel ini...