Perbedaan Anak Aktif dan Hiperaktif - Jika Kita melihat anak-anak yang selalu bergerak dan tak mau diam seolah memiliki energi yang tak ada habisnya, merupakan pemandangan yang biasa. Namun, tahukah Anda sebenarnya ada beberapa hal yang membedakan antara anak aktif dan hiperaktif? Sehingga anda bisa memahami perbedaan anak aktif dan hiperaktif tersebut serta bagaimana merawat anak-anak agresif ini.
Pada anak aktif, otaknya normal tanpa gangguan. Hanya saja energi yang terkumpul berlimpah dan si kecil berkeinginan untuk selalu bergerak sehingga ia mempunyai mobilitas yang cukup tinggi dibandingkan anak lain.
Sementara itu, hiperaktif adalah gangguan tingkah laku yang tidak normal, disebabkan disfungsi neurologis dengan gejala utama tidak mampu memusatkan perhatian. Hiperaktif merupakan turunan dari Attention Deficit Hiperactivity Disorder (ADHD).
Pada anak aktif, otaknya normal tanpa gangguan. Hanya saja energi yang terkumpul berlimpah dan si kecil berkeinginan untuk selalu bergerak sehingga ia mempunyai mobilitas yang cukup tinggi dibandingkan anak lain.
Sementara itu, hiperaktif adalah gangguan tingkah laku yang tidak normal, disebabkan disfungsi neurologis dengan gejala utama tidak mampu memusatkan perhatian. Hiperaktif merupakan turunan dari Attention Deficit Hiperactivity Disorder (ADHD).
Gangguan itu disebabkan kerusakan kecil pada sistem saraf pusat dan otak sehingga rentang konsentrasi penderita menjadi sangat pendek dan sulit dikendalikan. Ada juga penyebab lainnya seperti temperamen bawaan, pengaruh lingkungan, malfungsi otak serta epilepsi. Bisa juga kondisi gangguan di kepala, seperti gegar otak, trauma kepala karena persalinan sulit atau pernah terbentur, infeksi, keracunan, gizi buruk, dan alergi makanan.
Untuk membedakannya, Anda perlu mengalami perilaku si kecil. Untuk anak aktif, maka biasanya dia memiliki ciri-ciri :
- Fokus. Anak aktif memiliki kemampuan kuat untuk memfokuskan perhatian. Ketika bermain puzzle misalnya, anak aktif cenderung melakukan problem solving dengan baik. Berbeda dari anak hiperaktif yang umumnya cepat bosan sehingga tidak bisa menyelesaikan atau hanya mempermainkannya saja.
- Lebih penurut. Sikap menentang pada anak aktif tidak sekuat pada anak hiperaktif. Dia masih bisa diberi tahu dan dapat mematuhinya dengan lebih baik. Misalnya, ketika dilarang untuk tidak merusak mainan dengan memberikan alasannya, anak aktif mau berusaha mematuhi. Mainan, seperti mobil -mobilan atau boneka akan dimainkan sesuai dengan fungsinya masing-masing.
- Konstruktif. Ketika diberikan mainan, si aktif akan berusaha melakukan hal sesuai permintaan. Setidaknya, ia akan berusaha untuk menyusun secara konstruktif permainan tersebut. Demikian pula terhadap mainan lain, anak aktif mau memelihara dengan baik benda-benda yang dimilikinya.
- Merasa lelah. Anak aktif umumnya memiliki batas mobilitas. Ketika merasa lelah, dia akan menghentikan kegiatannya dan beristirahat. Walau begitu, pada beberapa kasusditemukan anak aktif yang waktu istirahatnya sangat sedikit sehingga kesannya tidak pernah lelah seperti anak hiperaktif.
- Lebih sabar. Anak aktif punya kesabaran yang lebih tinggi dibandingkan anak hiperaktif. Misalnya, ketika menyelesaikan puzzle, anak aktif berusaha dengan keras dan sabar untuk menyelesaikan tugasnya hingga tuntas. Hal ini berkaitan dengan daya kreativitas yang biasanya tidak dimiliki anak hiperaktif.
- Intelektualitas tinggi. Umumnya, anak aktif punya kecenderungan menjadi anak cerdas. Ia memiliki tenaga, rasa ingin tahu, dan kesempatan yang lebih besar untuk mengetahui hal-hal baru. Sebaiknya kesempatan ini dimanfaatkan orang tua untuk menstimulasi anak dengan sebaik-baiknya.
Kemudian, ciri-ciri anak hiperaktif dapat dilihat antara lain:
- Tidak fokus. Anak dengan gangguan hiperaktivitas tidak bisa berkonsentrasi lebih dari lima menit. Dengan kata lain, ia tidak bisa diam dalam waktu lama dan mudah teralihkan perhatiannya kepada hal lain. Misalnya, ketika anak sedang bermain mobil-mobilan kemudian datang anak lain membawa bola, anak akan langsung mengubah fokus perhatiannya ke bola tersebut. Anak pun akan berperilaku impulsif, seperti selalu ingin meraih dan memegang apa pun yang ada di depannya. Tak hanya itu, anak dengan gangguan hiperaktivitas tidak memiliki fokus jelas. Dia berbicara semaunya berdasarkan apa yang ingin diutarakan tanpa ada maksud jelas sehingga kalimatnya seringkali sulit dipahami. Demikian pula pola interaksinya dengan orang lain, anak cenderung tidak mampu melakukan sosialisasi dengan baik.
- Menentang. Anak dengan gangguan hiperaktivitas umumnya memiliki sikap penentang/pembangkang atau tidak mau dinasehati. Misalnya, penderita akan marah jika dilarang berlari kesana kemari, coret-coret atau naik-turun tak berhenti. Penolakannya juga bisa ditunjukkan dengan sikap acuh.
- Destruktif. Perilaku si hiperaktif bersifat destruktif atau merusak. Ketika menyusun lego misalnya, anak aktif akan menyelesaikannya dengan baik sampai lego tersusun rapi. Sebaliknya anak hiperaktif bukan menyelesaikannya malah menghancurkan mainan lego yang sudah tersusun rapi. Terhadap barang- barang yang ada di rumah, seperti vas atau pajangan lain, kecenderungan anak untuk menghancurkannya juga sangat besar.
- Tak kenal lelah. Anak dengan gangguan hiperaktivitas sering tidak menunjukkan sikap lelah. Sepanjang hari dia akan selalu bergerak ke sana kemari, lompat, lari, berguling, dan sebagainya.
- Tanpa tujuan. Semua aktivitas dilakukan tanpa tujuan jelas. Kalau anak aktif, ketika naik ke atas kursi punya tujuan, misalnya ingin mengambil mainan atau bermain peran sebagai Superman. Anak hiperaktif melakukannya tanpa tujuan. Dia hanya naik dan turun kursi saja.
- Tidak sabar dan usil. Yang bersangkutan juga tidak memiliki sifat sabar. Ketika bermain dia tidak mau menunggu giliran. Tak hanya itu, anak hiperaktif pun seringkali mengusili temannya tanpa alasan yang jelas. Misalnya, tiba-tiba memukul, mendorong, menimpuk, dan sebagainya meskipun tidak ada pemicu yang harus membuat anak melakukan hal seperti itu.
- Intelektualitas rendah. Seringkali intelektualitas anak dengan gangguan hiperaktivitas berada di bawah rata-rata anak normal. Mungkin karena secara psikologis mentalnya sudah terganggu sehingga ia tidak bisa menunjukkan kemampuan kreatifnya.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan Berkomentar, Terkait Artikel ini...