Desa Tambakromo merupakan sebuah desa yang terletak dipinggiran jalan provinsi yang menghubungkan Ngawi - Caruban menuju Surabaya. Saat mudik lebaran idul fitri 1434H seperti sekarang ini, Infoting sebagai penghobi burung berkicau sangat menikmati suasana alamnya yang masih setengah alami. di depan dan sekeliling rumah tinggal keluargaku yang masih di tumbuhi aneka pepohonan merupakan tempat hidup aneka burung liar. Kicauan beraneka ragam jenis burung itu terus bertalu talu saling bersahutan dari pagi hingga menjelang petang.
Sungguh suatu kebetulan atau anugerah karena tepat di depan rumah ada sebuah batang pohon besar yang cukup rindang yaitu sejenis pohon beringin yang menjadi tempat singgah dan mencari makan burung burung kecil seperti burung Kemadeh, prenjak, mantenan, derkuku, Trucukan, Sikatan, Kutilang bahkan burung Cendet yang populasinya mulai menurun karena perburuan.
Hasil pengamatan saya atas burung Cendet di desa Tambakromo, burung ini jumlahnya sudah sangat menurun jauh populasinya dibandingkan 10 tahun yang lalu ketika pertama kali saya menginjakkan kaki di desa tersebut. Bila dulu masih sering saya melihat burung tersebut berterbangan di dekat rumah, maka saat ini hanya beberapa ekor saja yang tampak hidup di pinggiran sawah.
Namun untuk burung burung lain selain burung cendet masih cukup banyak, beberapa diantaranya yang masih banyak adalah burung Kutilang, Mantenan, Sikatan/Kipasan, Prenjak, Derkuku, Srigati, Kemadeh, Tengkek buto.
Semoga saja masyarakat disini menyadari betapa pentingnya menjaga kelestarian SDA yang masih ada, termasuk menjaga kenyamanan burung burung liar tersebut. Bila ingin memelihara burung maka peliharalah burung hasil ternakan, seperti burung Kenari, Perkutut, Merpati, Kacer dan Murai.
Saat saya memuat berita ini, saya belum melakukan dokumentasi (fotografi) jadi untuk sementara tidak saya hadirkan fotonya. Terima kasih telah sudi hadir di Infoting dan membaca artikel ini.
No comments:
Post a Comment
Silahkan Berkomentar, Terkait Artikel ini...