Friday, May 29, 2015

Integritas Karantina


Hari ini hari pertamaku menjadi pegawai CPNS di lingkup kementerian pertanian pada bagian Badan Karantina Pertanian Tumbuhan, tugas-tugas kenegaraan yang bersifat nasionalis akan selalu mengiringi dalam setiap langkahku selanjutnya. Menjadi pintu gerbang terjadinya ekspor /import barang dan bahan sumber pangan hewani maupun hayati menjadikan tugas pegawai Karantina sangatlah berat. Menyediakan sumber pangan yang sehat dan bermutu tinggi merupakan tugas yang diembannya sehingga Karantina merupakan suatu tempat atau usaha pencegahan masuk dan tersebarnya suatu Hama Penyakit Hewan Karantina dan Organisme Penyakit Tumbuhan Karantina.
 
Bila beberapa waktu yang lalu Indonesia di hebohkan dengan mewabahnya flu burung, yaitu suatu wabah penyakit yang secara kasat mata tidak dapat dilihat penyakitnya namun memiliki efek yang luar biasa, maka petugas Karantina haruslah memiliki spesifikasi yang demikian sehingga wabah flu burung tersebut tidak sampai masuk ke Indonesia dan bila telah ditemukan disuatu wilayah maka jangan sampai virus tersebut menyebar ke wilayah lain di pulau lain maupun ke Negara lain.

Dengan kenyataan itu tentulah dapat diketahui betapa berat tugas seorang pegawai Karantina karena harus memiliki spesifikasi kemampuan mendeteksi dini suatu penyakit hewan dan penyakit tumbuhan yang dapat membahayakan manusia. 

Jelas tugas ini adalah tugas yang mulia, karena tugas ini sangat bermanfaat untuk kemaslahatan umum. Sebagai garda depan terjadinya ekspor  import maka petugas karantina harus memiliki sifat yang Jujur, Disiplin, Pekerja Keras dan Nasionalis.

Jauh dari Keluarga


Hari ini hari kedua aku meninggalkan keluargaku di Surabaya, karena aku harus mengikuti langkahku untuk memenuhi panggilan Negara sebagai CPNS di Badan Karantina – Kementerian Pertanian. Tidak seperti biasanya, sarapan pagi dan segelas susu selalu tersaji di meja makan, kali ini semua harus ku urus sendiri mulai dari sarapan dan  menyiapkan baju. Kini baru terasa betapa sulitnya hidup tanpa di dampingi oleh seorang istri tercinta, karena semua harus kusiapkan sendiri. Hidup pun harus lebih ngirit karena kehidupanku di tempat yang baru tampaknya akan menguras banyak biaya untuk kehidupan sehari-hari dan memenuhi kebutuhan hidup lainnya. 

Hari pertama ku tinggalkan rumah, anakku Nino sudah kangen, katanya kangen ayah, kalau nggak ada ayah gak ada teman bermain bola dan teman bermain monopoli. Karena selama ini aku adalah ayah dan teman bermainnya. Dan membuatku lebih terharu adalah ketika dia kangen ayah, dia akan sholat dan mendoakan ayah.  Yaa Allah…  jagalah kebersamaan kami yaa Allah… jangan pisahkan kami….

Rasanya tak sanggup ku mendengar cerita-ceritamu nak… yang menggemaskan dan lucu. Belajar dan belajarlah nak… suatu saat dirimu juga akan menjadi pria yang besar dan harus mengikuti langkahmu untuk mengejar cita-cita, bahkan lebih dari ayah.

Nino… anakku yang lucu…
Ayah juga kangan sama kamu nak…